Bela Negara Non Fisik


Bela Negara: Tujuan, Fungsi, dan Manfaat

   Untuk membela kepentingan negara dan berbakti kepada negara banyak cara-cara yang dapat kita lakukan. Tidak mesti dengan berperang menghadapi musuh-musuh yang mengancam ketahanan negara, cara lain yang dapat kita lakukan yaitu dengan bela negara secara non fisik. Pada masa transisi menuju masyarakat madani sesuai dengan tuntutan reformasi saat ini, justru kesadaran bela negara perlu ditanamkan sejak dini, guna menumbuhkan rasa cinta tanah air. UU No 3. Tahun 2002 menjelaskan bahwa upaya bela negara adalah sikap dan prilaku warga negara yang dijiwai oleh kecintaannya kepada NKRI yang berdasarkan pancasila dan UUD 1945 dalam menjamin kelangsungan hidup bangsa dan negara.  

     Upaya bela negara selain sebagai kewajiban juga merupakan kehormatan bagi setiap warga negara yang dilaksanakan dengan penuh kesadaran, tanggung jawab dan bentuk pengabdian kepada negara. Bela negara secara non fisik dapat di definisikan sebagai “Segala upaya untuk mempertahankan negara dengan cara meningkatkan kesadaran berbangsa bernegara serta berperan aktif dalam memajukan bangsa dan negara. Keikutsertaan warga negara dalam bela negara secara non fisik dapat diselenggarakan melalui pendidikan kewarganegaraan baik itu formal ataupun non formal dan pengabdian sesuai profesi masing-masing.
  Bela negara secara non fisik dapat dilakukan dalam berbagai bentuk, cara, sepanjang masa dan segala situasi diatarannya:
1. Berperan aktif dalam memajukan bangsa dan negara dengan berkarya aktif bukan retorika. Maksudnya disini sebagai warga negara cara yang bisa kita lakukan dalam berperan aktif dengan berkarya yaitu dengan membuat sebuah inovasi atau gagasan yang kebermanfaatannya berdampak luas terhadap bangsa. Misal kita sebagai civitas akademika wujud karya yang kita lakukan seperti melakukan sebuah penelitian tentang analisis dampak bencana dan apabila hasil penelitian kita berhasil tentunya itu akan menjadi sebuah rujukan pengetahuan yang memberikan manfaat kepada masyarkat guna mengantisipasi akan dampak sebuah bencana yang terjadi. Selain itu bentuk karya lain dapat berupa penemuan-penemuan sebuah produk kesehatan, missal produk kesehatan berupa obat-obatan yang terbuat dari daun jambu untuk meredakan nyeri setelah melahirkan, jika itu berhasil tentunya sangat bermanfaat sekali bagi masyarakat.

2. Mengikuti pendidikan kewarganegaraan baik melalui jalur formal maupun non formal, maksudnya pendidikan kewarganegaraan memiliki tujuan umum bagimana menjadikan warga negara yang baik yang mampu mendukung bangsa dan negara. Baik dalam artian demokratis yaitu warga negara yang cerdas, berkeadaban dan bertanggung jawab bagi kelangsungan bagi negara Indonesia. Nantinya diharapkan mahasiwa memiliki kompetensi menjadi ilmuan professional yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air, menjadi warga negara yang memiliki daya saing, disiplin, dan berpartisipasi aktif dalam membangun kehidupan yang damai berdasarkan system nilai pancasila.

3. Melaksanakan kehidupan berdemokrasi dengan menghargai perbedaan pendapat dan tidak memaksakan kehendak dalam memecahkan masalah. Negara kita adalah negara demokrasi yang bercirikan dengan adanya kebebasan bagi individu, jaminan terhadap Hak Asasi Manusia, kebebasan mengenyam pendidikan, kebebasan berorganisasi dan lain sebagainnya. Dari uraian diatas jelas menghargai pendapat adalah bagian dari demokrasi. Hal ini biasannya dilakukan saat kita sedang berdiskusi mencari sebuah solusi atas sebuah permasalahan, ketika diskusi dilakukan menanamkan sifat saling menghargai dan menghormati pendapat orang lain harus dilakukan, hal ini demi tercapainya sebuah solusi untuk memecahkan sebuah permasalahan, jika hal ini tidak dilakukan maka diskusi atau musyawarah yang kita lakukan tidak akan berjalan dengan baik. Selain itu saling menghargai pendapat adalah salah satu contoh penerapan kehidupan demokratis.

4. Pengabdian yang tulus kepada lingkungan sekitar dengan menanam, memelihara, dan melastarikan. Ditengah semakin kuatnya arus globalisasi saat ini kebutuhan akan lahan pasti akan terus meningkat setiap tahunya. Hal ini dibarengi dengan tingkat pertumbuhan penduduk yang semakin tinggi, semakin meningkatnya kebutuhan akan sarana dan prasarana penunjang kebutuhan perekonomian dan sebagainnya. Dengan begitu alokasi lahan yang digunakan guna menunjang hal tersebut semakin besar, akibatnya penebangan hutan, pembalakan liar dan pembakaran hutan sangat marak dilakukan. Tentu hal ini berdampak pada semakin banyaknya hutan yang gundul dan gersang. Sebagai wujud kepedulian dan kecintaan kita pada lingkungan banyak cara-cara yang dapat kita lakukan salah satunya dengan menanam pohon, memelihara dan melestarikan hutan. Hal-hal ini bisa kita lakukan dengan membentuk sebuah lembaga pelestarian hutan ataupun bekerja sama dengan perusahaan atau instansi pemerintah terkait. Dengan begitu kita dapat bekerja sama dalam hal penanaman pohon-pohon di lokasi yang gersang, melakukan reboisasi dan sebagainnya. Hal ini merupakan salah satu contoh bentuk kecintaan kita kepada lingkungan.

5. Berperan aktif dalam ikut menanggulangi ancaman nirmiliter, misalnya menjadi sukarelawan bencana banjir. Banjir merupakan bencana alam yang sering terjadi di Indonesia. Ketika musim penghujan tiba banyak daerah-daerah yang terdampak banjir, salah satu daerah yang rawan terdampak banjir adalah Jakarta. Hal ini terjadi karena minimnya kesadaran dan kepedulian akan lingkungan, banyak masyarakat yang membuang sampah sembarangan, melakukan penggundulan hutan, dan banyaknya pemukiman-pemukiman dibantaran sungai yang justru menghambat aliran sungai. Untuk itu sebagai bentuk kepedulian kita terhadap berbagai bencana yang terjadi salah satu cara yang dapat kita lakukan adalah dengan berperan aktif dalam menanggulangi bencana tersebut. Sebagai mahasiswa cara yang dapat kita lakukan misalnya dengan menggalang dana sebagai bentuk simpati kita kepada masyarakat yang terdampak, menjadi relawan dan membantu warga yang terdampak secara langsung.

6. Mengikuti kegiatan mental spiritual di kalangan masyarakat agar dapat menangkal pengaruh-pengaruh budaya asing yang tidak sesuai norma-norma kehidupan bangsa Indonesia. Saat ini kita hidup di zaman dimana semua serba cepat, salah satunya dalam hal memperoleh informasi. Informasi yang kita dapatkan bisa berasal dari dalam negeri ataupun luar negeri, akibatnya banyak budaya-budaya asing yang lambat laun mulai diikuti oleh masyarakat Indonesia kususnya kalangan muda. Budaya-budaya tersebut misalnya seperti cara berpakaian, gaya berbicara dan lain sebagainnya. Hal ini tentunya sangat berdampak signifikan terhadap bangsa, salah satu dampak yang ditimbulkan seperti, kenakalan remaja, penyimpangan social, kriminalitas,dan hal-hal negative lainnya. Dan dengan masuknya budaya asing ke Indonesia tentunnya juga berdampak pada lunturnya nilai-nilai kebudayaan yang sejak lama tumbuh dan mengakar di Indonesia. Oleh karena itu sebagai wujud nyata kita untuk menghindari hal-hal negative cara yang dapat kita lakukan adalah dengan mengikuti kegiatan-kegiatan spiritual baik yang dilakukan di masyarakat, lembaga agama, ataupun instansi pemerintah terkait kegiatan spiritual. Adapun kegiatan yang dapat kita lakukan misalnya dengan mengikuti tabligh akbar, ceramah agama, pengajian dan lain sebagainnya. Dengan begitu akan timbul kesadaran dalam diri kita untuk senantiasa meningkatkan keimanan dan ketaqwaan terhadap tuhan Allah swt, serta dapat menangkal pengaruh-pengaruh buruk dari budaya asing. Sebagai mahasiwa cara yang dapat kita lakukan yaitu dengan aktif mengikuti organisasi-organisasi keagamaan di kampus contohnya seperti rohis.

7. Membayar pajak dan retribusi yang berfungsi sebagai sumber pembiayaan negara untuk melaksanaan pembangunan. Menurut pasal 1 ayat 1 UU Ketentuan umum perpajakan, pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan UU dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Pajak merupakan salah satu sumber dana pemerintah untuk melakukan pembangunan, baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. Dengan membayar pajak merupakan salah satu contoh ketaatan kita kepada negara dan juga sebagai bentuk bela negara secara non fisik. Jika masyarakat tidak taat dalam membayar pajak hal ini tentunya akan berimbas kepada kestabilan ekonomi. Dan pembiyaan terhadap negara tidak dapat berjalan dengan baik. Adapun alokasi pajak akan disalurkan untuk pembangunan fasilitas dan infrastruktur, baik itu fasilitas umum, seperti jalan. Jembatan, saluran air, halte, fly over dan infrastruktur seperti rumah sakit, bandar udara, sekolah dan sebagainnya.  selain itu pajak juga dialokasikan ke pendidikan, pertanahan dan keamanan, penegakan hokum, pelayanan kesehatan, transportasi masal, kelestarian lingkungan hidup dan subsidi pangan dan BBM.

Komentar

Postingan Populer